Kita sebagai manusia yang hidup di darat, biasanya lebih terpukau oleh keadaan di darat. Kita sering kali tidak menyadari bahwa planet bumi yang kita huni ini lebih merupakan planet air. Kurang lebih 70,8% dari luas muka bumi yang luasnya 510 juta km2 merupakan laut. Total luas seluruh laut di bumi ini kurang lebih 361 juta km2.
Posisi geografis Indonesia sangat unik, berada di daerah tropis dalam posisi silang antara dua benua: Asia dan Australia; dan dua samudra: Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Posisi di titik silang ini menyebabkan kondisi laut di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi yang berkembang di kedua benua dan kedua samudra tersebut. Perubahan musim, tekanan udara, pola angin, dan pertukaran massa air antara kedua samudra tersebut selanjutnya mempengaruhi kehidupan dalam laut.
Batas wilayah laut Republik Indonesia sesuai dengan UU No. 4 Prp. tahun 1960 adalah jalur laut sampai 12 mil dari garis dasar atau garis yang menghubungkan titik-titik terluar dari pulau-pulau Indonesia pada saat surut terendah. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah 5 juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2 , laut teritorial 0,3 juta km 2 sedangkan perairan pedalaman atau perairan kepulauan seluas 2,8 juta km2. Berarti seluruh laut di Indonesia berjumlah 3,1 juta km2 atau sekitar 62% dari seluruh wilayah Indonesia. Laut tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain untuk transportasi, perikanan, pertambangan, sumber energi, bahan baku obat, rekreasi dan pariwisata, pendidikan dan penelitian, konservasi alam serta pertahanan keamanan. Selain dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan ternyata di lain pihak mengalami kerusakan atau penurunan kualitas lingkungan karena pencemaran atau karena eksploitasi sumber daya secara berlebihan.
Kekayaan jenis biota laut di perairan Indonesia sangat besar, tercatat sekitar lebih dari 70 marga koralia, lebih dari 2.000 jenis ikan, 320 jenis Echinodermata, 2500 jenis Moluska, 214 jenis Krustasea, lebih dari 24 jenis mamalia laut, 158 jenis burung laut dan 5 jenis reptil yang termasuk kelompok penyu laut (Soegiarto dan Polunin, 1981).
Indonesia memilki keindahan alam bawah air yang mempesona, banyak terumbu karang hidup di dalamnya, selain itu juga terdapat berbagai jenis ikan bermacam ukuran dan warna yang tidak dapat dijumpai di tempat lain dapat ditemukan di perairan kita.
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang batu (stony coral), hewan yang tergolong Scleractinia yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang merupakan ekosistem yang khas terdapat di daerah tropis. Ekosistem tersebut mempunyai produktivitas organik yang sangat tinggi terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21-30 0C . Ada dua jenis terumbu karang yaitu terumbu karang keras (hard coral) dan terumbu karang lunak (soft coral). Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terumbu karang dapat berfungsi sebagai pelindung (shelter) untuk berbagai fauna yang hidup di dalam kompleks habitat terumbu karang ini seperti sponge (sponges), akar bahar, kima, berbagai ikan hias, ikan kerapu (grouper), anemone, teripang, bintang laut, lobster (crustacea), penyu laut, ular laut, siput laut, moluska dan lain-lain. Dari segi estetika terumbu karang menampilkan pemandangan yang sangat indah, selain itu terumbu karang merupakan pelindung fisik terhadap pantai, juga merupakan sumber makanan dan obat-obatan Apabila terumbu karang di rusak, dihancurkan atau diambil karang serta pasirnya secara berlebihan maka benteng tersebut akan jebol. Akibatnya, pantai akan terus terkikis oleh pukulan gelombang dan ombak.
Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat rentan di dunia. Dalam beberapa dekade terakhir sekitar 35 juta hektar terumbu karang di 93 negara mengalami kerusakan. Ketika terumbu karang mengalami stres akibat temperatur air laut yang meningkat, sinar ultraviolet dan perubahan lingkungan lainnya, maka ia akan kehilangan sel alga simbiotiknya. Akibatnya, warnanya akan berubah menjadi putih dan jika tingkat ke-stresannya sangat tinggi dapat menyebabkan terumbu karang tersebut mati. Kerusakan terumbu karang ini juga disebabkan karena keserakahan manusia dengan mengeksploitasi secara berlebihan potensi alam tersebut ataupun penangkapan ikan secara berlebihan dengan menggunakan teknik penangkapan yang destruktif, ketidaktahuan dan ketidakpedulian masyarakat serta aparat akan pentingnya terumbu karang dalam menjaga daerah pesisir dari hempasan gelombang dan ombak serta penegakan hukum yang lemah dalam menindak oknum-oknum yang melakukan pengerusakan.
Mengatasi masalah pengeboman ikan yang marak di kalangan nelayan, bukan pekerjaan mudah. Dibandingkan dengan luas wilayah perairan, tidak dimungkinkan mengadakan pengawasan terhadap oknum-oknum yang berniat melakukan pengeboman saat menangkap ikan. Satu hal yang cukup efisien untuk mengatasi pengeboman di laut adalah bagaimana melibatkan kalangan nelayan dalam berbagai program pemerintah, salah satunya mengembangkan budi daya laut. Nelayan yang dilibatkan dalam program tersebut memiliki tanggung jawab untuk menjaga areal penangkapannya, karena kalau tidak demikian, apa yang diusahakan dalam budi daya laut ini tidak akan membuahkan hasil. Dengan demikian para nelayan tidak akan membiarkan pengeboman atau perusakan laut yang dilakukan oleh sekelompok nelayan yang mempunyai niat jahat melakukan pengeboman. Cara tersebut sangat efektif untuk menjaga ekosistem dan kelestarian laut, karena mereka sama-sama memiliki.
Tingkat pencemaran di beberapa wilayah perairan Indonesia pada saat ini telah berada pada kondisi yang tidak terkendali, serta laju sedimentasi yang masuk ke perairan juga terus meningkat. Sementara itu usaha kelautan dan perikanan adalah kegiatan berbasis sumberdaya alam. Kerusakan lingkungan perairan akan menjadi malapetaka, baik saat ini maupun masa depan. Oleh karenanya upaya pelestarian lingkungan perairan merupakan program yang sangat strategis untuk meningkatkan produktivitas perikanan Indonesia agar kerugian secara ekologis dan ekonomis tidak semakin menyengsarakan masyarakat.
Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan pencemaran laut yakni dengan:
1. Memberikan penyadaran dan pemahaman terhadap seluruh lapisan masyarakat tentang bahaya pencemaran laut.
2. Mendorong masyarakat untuk berperan serta dalam pengendalian pencemaran laut ,terutama melalui penerapan pola hidup efisien dengan penerapan metode 4 R (reduce,reuse,recycle dan replant), memilah sampah organik dan non-organik sejak dari sumbernya guna mendapatkan nilai ekonomis dari pemanfaatannya serta kegiatan lainnya yang releven , terutama yang terkait dengan pengelolaan limbah baik cair maupun padat.
3. Mendorong masyarakat untuk hidup bersih guna menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup, dimulai dari pendidikan di tingkat dasar dan lingkungan serta keluarga.
4. Mensinergikan seluruh kegiatan atau program dari berbagai institusi lembaga terkait, dalam upaya pengendalian pencemaran laut, terutama dalam rangka penataan lingkungan baik infrastruktur dan penegakan hukum untuk mendukung upaya pengendalian pencemaran laut.
Melihat pentingnya laut dan biota yang hidup di dalamnya baik segi estetika, ekologi maupun ekonomi, seharusnya masyarakat mulai sadar bahwa apa yang telah dilakukan selama ini, misalnya seperti menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak, membuang sampah organik maupun anorganik, limbah pabrik, rusaknya hutan-hutan mangrove di daerah pesisir sungguh merupakan masalah yang sangat serius. Tidak adanya mangrove dan terumbu karang maka tidak akan ada yang dapat menahan gelombang atupun ombak, kerusakan terumbu karang tersebut mengakibatkan matinya biota-biota yang hidupnya tergantung dari ada tidaknya terumbu karang tersebut, seperti ikan, tripang, krustasea,dll yang sangat bermanfaat bagi manusia sebagai sumber mata pencarian nelayan-nelayan di daerah pesisir.
Maka dari itu marilah kita bersama-sama menjaga kelestarian laut dan biota di dalamnya agar tetap lestari dengan menanamkan kesadaran serta kecintaan terhadap lingkungan tempat kita hidup ini.
Kamis, 26 Agustus 2010
Terumbu Karang
Diposting oleh PELAUT di 07.17
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar